Sabtu, 23 Juli 2011

layang-layang

saya punya sebuah cerita, dimana setiap perjalanannya membuat saya berpikir dan semakin mengerti..

saya berbicara sejarah, saya berbicara tentang sebuah lingkaran, dimana apa yang kamu perbuat suatu saat nanti akan berbalik kepadamu. saya percayai teori itu, karena pada dasarnya apa-apa yang telah kita tanam akan kita petik hasilnya nanti. saya percayai hal itu.

saya berpikir, suatu waktu bahwa mungkin saya lah orang itu, atau saya lah si pengendali, pemain apa yang kita sebut sebagai layang-layang. saya yang menarik dan mengulur benang, dan menjaga agar layang-layang tersebut tidak pergi.

tapi saya tidak dapat menjaga setiap saatnya. layang-layang harus terbang, dan ketika saya tidak dapat menerbangkannya, seseorang harus menggantikan. saya menyadari, sudah banyak orang yang ingin bermain bersama layang-layang saya. dan penuh kehalusan saya tolak ajakan itu. tapi apa yang terjadi ketika layang-layang tersebut memilih tuannya?..

saya ingat layang-layang ternyata memiliki jiwa, jiwa kebebasan yang tidak bisa dikekang. hal ini membuat saya semakin dewasa dan memahami layang-layang saya.

pada akhirnya, saya berada di sebuah titik, saya pernah menjadi ilalangmu, yang menampung segala apa yang kamu keluh kesahkan, dan saya bahagia dengan hal itu. saya masih selalu menjadi ilalangmu, yang senang mendengar apa yang kamu ceritakan. saya rindu menjadi ilalangmu, dimana kamu bebas bercerita, dan saya bisa sangat bebas menjagamu dari siapapun yang kamu inginkan bermain layang-layang denganmu.

saya hanya kangen menjadi sudut pandang orang yang kamu inginkan, banggakan, ataupun yang terbaik buatmu walaupun tidak pernah kamu ucapkan. saya kangen dengan kebebasan tanpa pembanding itu.

jika dan hanya jika saya lebih baik menjadi ilalang saja buatmu, tidak ada salahnya memang saya harus kembali menjadi hal tersebut.

Rabu, 13 Juli 2011

hidup #5 - anthology

sekeras apapun anak itu bertahan, pada akhirnya dia sadar dan terbangun, tidak ada rumah untuknya..apapun yang dia percaya akhirnya bermuara pada suatu hal, bahwa hidup adalah jalanmu sendiri dan pada akhirnya pertanggungjawaban yang diminta adalah dirimu sendiri..

tanpa ucapan selamat tinggal atau baik-baik saja, anak itu memulai lagi perjalanannya..sepinya dibawa sendiri, tanpa peduli apapun..segala macam cerita dia tanggung sendiri, dia jaga sendiri, untuk dia nikmati sendiri ketika lelah berjalan..

tidak ada rumah untukmu hei anak..bangun dan berjalanlah..karena orang yang paling kamu percaya pun tidak bisa dipercaya....

bangun dan berjalanlah.