Sabtu, 01 Oktober 2011

hidup #6 - arrive

mau tahu seberapa susahnya??

mau diam, pergi, lari, pasrah pun saya masih selalu teringat kamu. kamu yang tidak pernah berubah dari awal mengenalmu sampai sekarang. kamu yang dengan jeans, kanvas bertali warna warni, gelang berumbai-rumbai  dan tas punggung yang sekarang berubah menjadi lebih feminim.

kamu,yang sebentar lagi mau meneruskan hidupmu. maafkan saya yang tidak bisa di sebelahmu nanti ya :)


sukses buat sidang hari selasa

p.s : ....................................

Sabtu, 17 September 2011

kereta tiba pukul berapa?

pemuda tersebut termangu sendirian. badannya tetap disana, tetapi pikirannya entah ada dimana. membawanya ke sebuah perjalanan yang akan dilaluinya. sayup-sayup terdengar suara dari megafon tua yang teredam oleh hiruk pikuk orang-orang yang berlalu lalang.

"ah, entah berapa orang yang berlalu lalang dalam hidup ini", pikirnya dalam hati.

"aku siapa dan kau siapa tak perlu tahu, layaknya orang-orang ini, mereka berlalu lalang sepanjang hidupnya, menenteng koper mereka, menuju ke tujuan mereka masing-masing"

suara megafon tersebut makin lama makin jelas. mengingatkan ke setiap orang agar segera bergegas untuk menuju ke tempat yang akan ditujunya. derap langkah makin cepat, setiap orrang bergegas agar tidak tertinggal .

"perlukah setiap saat kita diingatkan untuk agar bergegas menuju ke tujuan kita sendiri? setiap orang punya caranya masing-masing. ketika kita bergegas hanya terburu-buru lah yang terlihat oleh mata kita. pada akhirnya , kita juga tetap sampai ke tempat tujuan"

masih termangu pemuda tersebut, memandangi orang-orang lewat di depannya. sambil sesekali melihat jam tangannya. matanya menangkap sepasang bola mata kecil yang tampak kelelahan. seorang anak yang bersandar di pangkuan ibunya, yang juga sama-sama menunggu layaknya dirinya.

"apa yang dipikirkan seorang anak kecil saat ini ketika melihat hiruk pikuk orang-orang ini. tidakkah dia bertanya ke ibunya mengapa orang-orang tersebut berjalan dengan sangat cepat tetapi dia hanya duduk di ketiak ibunya saja".

pemuda tersebut mengecek jamnya sekali lagi. raut gusar mulai terlihat di wajahnya. tidak sabar menunggu apa yang dia tunggu.

"ah, sebentar lagi pasti datang. tenang saja. dia pasti tidak akan mengingkari janjinya"

detik, menit, jam demi jam pun berlalu. tidak terasa sudah sehari pemuda tersebut menunggu. tapi belum nampak tanda-tanda yang ditunggu akan tiba.

"pasti sebentar lagi datang. sama seperti hari-hari sebelumnya ketika aku menunggunya, pasti sebentar lagi akan datang"

tiba-tiba seorang bapak tua datang kepadanya. berkata dengan penuh kasih sayang dan lembut. membisikkan sesuatu kepadanya.

"istirahatlah dulu nak. hari ini kau sudah cukup untuk menunggu. esok hari mungkin keretamu akan datang. tidurlah, kelak ketika keretamu datang, aku beri kabar gembira itu kepadamu. istirahatlah nak"

perlahan pemuda tersebut memejamkan matanya. beralih ke dunianya yang lain. dimana dia tidak perlu menunggu kereta agar datang. seseorang menghampiri bapak tua tersebut, menanyakan apa sebenarnya yang terjadi.

"keretanya tidak akan pernah datang. sudah setahun sejak kecelakaan maut itu, dia tetap menuggu disini, berharap yang ditunggunya akan datang. sudah setahun, sejak dia kehilangan arti hidupnya" 

Sabtu, 23 Juli 2011

layang-layang

saya punya sebuah cerita, dimana setiap perjalanannya membuat saya berpikir dan semakin mengerti..

saya berbicara sejarah, saya berbicara tentang sebuah lingkaran, dimana apa yang kamu perbuat suatu saat nanti akan berbalik kepadamu. saya percayai teori itu, karena pada dasarnya apa-apa yang telah kita tanam akan kita petik hasilnya nanti. saya percayai hal itu.

saya berpikir, suatu waktu bahwa mungkin saya lah orang itu, atau saya lah si pengendali, pemain apa yang kita sebut sebagai layang-layang. saya yang menarik dan mengulur benang, dan menjaga agar layang-layang tersebut tidak pergi.

tapi saya tidak dapat menjaga setiap saatnya. layang-layang harus terbang, dan ketika saya tidak dapat menerbangkannya, seseorang harus menggantikan. saya menyadari, sudah banyak orang yang ingin bermain bersama layang-layang saya. dan penuh kehalusan saya tolak ajakan itu. tapi apa yang terjadi ketika layang-layang tersebut memilih tuannya?..

saya ingat layang-layang ternyata memiliki jiwa, jiwa kebebasan yang tidak bisa dikekang. hal ini membuat saya semakin dewasa dan memahami layang-layang saya.

pada akhirnya, saya berada di sebuah titik, saya pernah menjadi ilalangmu, yang menampung segala apa yang kamu keluh kesahkan, dan saya bahagia dengan hal itu. saya masih selalu menjadi ilalangmu, yang senang mendengar apa yang kamu ceritakan. saya rindu menjadi ilalangmu, dimana kamu bebas bercerita, dan saya bisa sangat bebas menjagamu dari siapapun yang kamu inginkan bermain layang-layang denganmu.

saya hanya kangen menjadi sudut pandang orang yang kamu inginkan, banggakan, ataupun yang terbaik buatmu walaupun tidak pernah kamu ucapkan. saya kangen dengan kebebasan tanpa pembanding itu.

jika dan hanya jika saya lebih baik menjadi ilalang saja buatmu, tidak ada salahnya memang saya harus kembali menjadi hal tersebut.

Rabu, 13 Juli 2011

hidup #5 - anthology

sekeras apapun anak itu bertahan, pada akhirnya dia sadar dan terbangun, tidak ada rumah untuknya..apapun yang dia percaya akhirnya bermuara pada suatu hal, bahwa hidup adalah jalanmu sendiri dan pada akhirnya pertanggungjawaban yang diminta adalah dirimu sendiri..

tanpa ucapan selamat tinggal atau baik-baik saja, anak itu memulai lagi perjalanannya..sepinya dibawa sendiri, tanpa peduli apapun..segala macam cerita dia tanggung sendiri, dia jaga sendiri, untuk dia nikmati sendiri ketika lelah berjalan..

tidak ada rumah untukmu hei anak..bangun dan berjalanlah..karena orang yang paling kamu percaya pun tidak bisa dipercaya....

bangun dan berjalanlah.

Sabtu, 11 Juni 2011

halangrintang

ada yang tidak kasat mata, ada yang kokoh berdiri di depan tidak gampang roboh, ada pula kerikil kecil tapi tajam..

ada yang harus ditabrak agar benar-benar hancur, ada yang hanya perlu dilubangi untuk jalan keluar, ada yang hanya dilewati saja tidak perlu diganggu, ada pula yang harus dibinasakan dari akarnya..

tapi tetap kita bisa melewati satu per satu kan? :)..




*tetap berjalan dari putaran 4 menuju yang tak terhingga

p.s : i love you :)

Jumat, 20 Mei 2011

hidup #4 - memoir

anak itu terduduk diam. di pinggir jalan, di bawah hujan deras. di bawah lampu kota yang temaram. murung, melihat dengan tatapan nanar ke arah perempatan yang selalu ramai di siang hari. bimbang hatinya, karena tidak melihat jalan untuknya ketika beranjak dewasa. heran, karena orang-orang lain datang dan berlalu lalang sepanjang hidupnya dengan tenang, seolah-olah mereka telah memiliki jalan yang sudah ditetapkan atas nama mereka.

perlahan dalam hatinya berteriak, "mana jalan yang kau janjikan?". teriakannya tenggelam oleh laju kendaraan yang berlalu lalang, tenggelam oleh keruwetan pikiran zaman sekarang. anak itu bertanya, "kapan aku memiliki jalanku sendiri?". buntu, karena pikirannya pun tak mampu menjawab pertanyaan yang muncul di otaknya. sudah lama dirinya ingin menggugat, tapi kepada siapa dia sendiri tidak tahu. anak itu selalu berjalan sendirian, dimanapun dia berada. tidak pernah menolong dan tidak pernah tertolong. "bukankah jalan yang diberikan pada akhirnya kita sendiri yang menjalaninya?" pikir dia.

suatu waktu dia bercerita...

pernah suatu masa dia singgah di sebuah rumah, dimana tuan rumahnya begitu baik memperhatikannya. entah kenapa, anak itu pergi berlalu begitu saja. tanpa mengucapkan sepatah kata untuk sekedar berpamitan. meninggalkan si tuan rumah yang terheran-heran dan merasa dongkol. "aku memiliki jalanku sendiri" kata anak itu. tidak seorang pun peduli pada kenyataan yang sebenarnya. anak itu masih melanjutkan perjalanan sunyinya. yang mengantarkan dia pada keteguhan hati, jiwa besar, dan keikhlasan. tak seorang pun yang menyadari, karena telah tertutup mata hati orang-orang tersebut. setiap orang memandangnya sebelah mata, karena hanya ego anak itu yang dilihat mereka.

anak itu berlari, hatinya teriris. dia menangis dalam diam. dia tersenyum dalam keputusasaan. anak itu berkata, "aku sudah tidak memiliki apa-apa, kenapa mereka masih mengambil ketiadaanku?". ketika lelah, dia ingin beristirahat. tapi entah mengapa anak itu tidak pernah berhenti berjalan. "aku tidak butuh istirahat, karena dengan berjalan aku menunjukkan setidaknya aku masih hidup", kata dia dengan kepala batunya.

pada akhirnya, dia memutuskan untuk berhenti bercerita. pada akhirnya, apa yang dia yakini sudah sirna tak tersisa. pada akhirnya dia bukan siapa-siapa. anak itu tumbuh dalam ketakutan, untuk mengenal dunia, untuk berinteraksi dengan makhluk berakal dan berbudi, atau hanya sekedar mengingat bahwa dia masih ada di dunia ini. sinar di matanya sudah hilang, pupus tidak ada harapan.


hai anak, tegarlah dalam hidup..karena kau sendiri yang menjadi serigala, walaupun orang-orang menganggapmu domba..tegarlah, karena setidaknya kau masih berpijak di bumi ini, dan bekas-bekas pijakanmu secara tidak sadar telah menjadi jalanmu yang kau tanyakan..tegarlah, karena air matamu menjadi pengobat dahagamu, ketika kau lelah berjalan..

bahwa yang kau tuju sebentar lagi pasti akan sampai.......pasti.



Sabtu, 02 April 2011

sama

seorang teman bertanya ke gue..

"oi, apa kabar??"..

jawaban gue : "masih sama"

yeeaaahh, lama-lama stagnansi datang juga..seperti di depan udah ada trek lurus yang siap menunggu, atau taman bermain yang ada udah mau tutup sehingga roller coaster ga beroperasi hingga esok hari..

datang sore hari ke kampus, pulang tanpa berkuliah apapun, ngerokok sambil hahahihi dengan sodara sambil maen truf, pulang pagi, denger postrock sampe ketiduran, bangun sore...

-mati dengan rapi seperti bungkus kaleng sarden..