Sabtu, 17 September 2011

kereta tiba pukul berapa?

pemuda tersebut termangu sendirian. badannya tetap disana, tetapi pikirannya entah ada dimana. membawanya ke sebuah perjalanan yang akan dilaluinya. sayup-sayup terdengar suara dari megafon tua yang teredam oleh hiruk pikuk orang-orang yang berlalu lalang.

"ah, entah berapa orang yang berlalu lalang dalam hidup ini", pikirnya dalam hati.

"aku siapa dan kau siapa tak perlu tahu, layaknya orang-orang ini, mereka berlalu lalang sepanjang hidupnya, menenteng koper mereka, menuju ke tujuan mereka masing-masing"

suara megafon tersebut makin lama makin jelas. mengingatkan ke setiap orang agar segera bergegas untuk menuju ke tempat yang akan ditujunya. derap langkah makin cepat, setiap orrang bergegas agar tidak tertinggal .

"perlukah setiap saat kita diingatkan untuk agar bergegas menuju ke tujuan kita sendiri? setiap orang punya caranya masing-masing. ketika kita bergegas hanya terburu-buru lah yang terlihat oleh mata kita. pada akhirnya , kita juga tetap sampai ke tempat tujuan"

masih termangu pemuda tersebut, memandangi orang-orang lewat di depannya. sambil sesekali melihat jam tangannya. matanya menangkap sepasang bola mata kecil yang tampak kelelahan. seorang anak yang bersandar di pangkuan ibunya, yang juga sama-sama menunggu layaknya dirinya.

"apa yang dipikirkan seorang anak kecil saat ini ketika melihat hiruk pikuk orang-orang ini. tidakkah dia bertanya ke ibunya mengapa orang-orang tersebut berjalan dengan sangat cepat tetapi dia hanya duduk di ketiak ibunya saja".

pemuda tersebut mengecek jamnya sekali lagi. raut gusar mulai terlihat di wajahnya. tidak sabar menunggu apa yang dia tunggu.

"ah, sebentar lagi pasti datang. tenang saja. dia pasti tidak akan mengingkari janjinya"

detik, menit, jam demi jam pun berlalu. tidak terasa sudah sehari pemuda tersebut menunggu. tapi belum nampak tanda-tanda yang ditunggu akan tiba.

"pasti sebentar lagi datang. sama seperti hari-hari sebelumnya ketika aku menunggunya, pasti sebentar lagi akan datang"

tiba-tiba seorang bapak tua datang kepadanya. berkata dengan penuh kasih sayang dan lembut. membisikkan sesuatu kepadanya.

"istirahatlah dulu nak. hari ini kau sudah cukup untuk menunggu. esok hari mungkin keretamu akan datang. tidurlah, kelak ketika keretamu datang, aku beri kabar gembira itu kepadamu. istirahatlah nak"

perlahan pemuda tersebut memejamkan matanya. beralih ke dunianya yang lain. dimana dia tidak perlu menunggu kereta agar datang. seseorang menghampiri bapak tua tersebut, menanyakan apa sebenarnya yang terjadi.

"keretanya tidak akan pernah datang. sudah setahun sejak kecelakaan maut itu, dia tetap menuggu disini, berharap yang ditunggunya akan datang. sudah setahun, sejak dia kehilangan arti hidupnya" 

3 komentar: