Minggu, 26 September 2010

daminatilada

manusia hidup memiliki tahapan-tahapan yang kompleks menurut gw. dari ketika lo lahir dan bernapas di dunia hingga akhirnya lo meniggalkan dunia, hidup memiliki trademark sendiri yang kuat untuk meninggalkan kesan lo selama hidup di dunia ini. kesan yang akhirnya menjadi identitas hidup lo selama di dunia ini. seperti tangga nada dalam bahasa sunda, kita sebut daminatilada.

dari da, kita mendapat anugrah untuk bernapas di dunia yang makin lama makin sempit. dari da, kita memulai kehidupan tanpa dosa, tanpa dikotori idealisme individu di dunia, tanpa tahu bagaimana kita mulai sesuatu di depannya. dari da, kita coba menghadapi dunia dengan tangisan tanpa dosa yang diinterpretasikan sebagai suatu simbol untuk meminta sesuatu. dari da, segala sesuatu berasal.

pada fase anak-anak, kita menginjak tahapan mi. dimana dalam tahap mi, kita terbentuk alur berpikir. dari keluarga, teman, lingkungan. dari mi, pikiran-pikiran kita tentang dunia mulai timbul. dari mi, kita memiliki cita-cita awal untuk apa kita hidup di dunia. dari mi, kita sadar bahwa ada eksistensi lain di dunia ini yang berhubungan dengan kita. dari mi, kita mulai meliha t visi kita ke depan secara samar-samar.

beranjak dari anak-anak, kita mulai mengenal tahapan na. dalam tahap na, idealisme kita berkembang. pengaruh lingkungan dan teman sekitar semakin kuat. seperti semangat do-it-yourself ala pemuda indie, kita mulai melangkah lebih serius dalam mencari eksistensi diri di dunia ini. segala bahan kehidupan kita terima, menyusup masuk ke alam pikiran kita. dan tanpa kita sadari kita terpengaruh walaupun seberapa kuat syaraf anda menolak menerima. dari na, kita tahu ingin menjadi manusia seperti apa kita kelak.

dalm tahapan ti, kita berkembang semakin dewasa. punya idelisme sendiri, punya visi hidup, punya tujuan kemana kaki kita melangkah untuk hidup. dalam fase ti, gw berpendapat kita sudah matang, tau mana yang baik dan buruk, mengenal benar dan salah, mengenal lurus atau tidak, hitam dan putih. alam pikiran berkembang pesat ketika kita dapat menolak apa yang tidak seharusnya untuk kita dan menerima apa yang seharusnya untuk kita. tahapan ti, kita disebut manusia dewasa, berkembang, memiliki ide brilian, bergerak sosial, protes terhadap realita hidup yang tidak ideal, dan mengemban tanggung jawab sebagai agent of change. dari fase ti, kita mulai menghimpun dan melakukan pergerakan bersifat komunal.

di tahapan la, adalah tahapan terakhir dalam produktifitas di dalam kehidupan di dunia. orientasi dalam hidup berubah. ketika dalam tahapan na dan ti kita meluapkan energi dalam bentuk idealisme yang berapi-api, yang berasaskan tujuan bersama, gw berpendapat dalam tahap la orang lebih oportunis. karena ada tanggungan keluarga dan beban hidup lain, orang berpikir bagaimana cara menghidupi dirinya di sisa hidupnya. istilah yang gw buat adalah bermain aman untuk kehidupan akhirat yang aman.

dari da kita kembali lagi ke da. manusia lebih bersifat religius, lebih memikirkan hari akhir, lebih melihat bagaimana kehidupan setelah mati. manusia menjadi da, kembali ke titik dimana manusia masi belum berkembang diliputi pikiran-pikiran suci tentang konsepsi dunia. ya, titik da akan kembali lagi menuju da pada akhirnya. dan pada akhirnya manusia sadar apa yang telah dikerjakan pada titik-titik sebelumnya. dan mati. ya, mati.

ya, daminatilada. samar-samar gw mendengar suara angklung dari kejauhan. gw sadar di titik mana sekarang gw berada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar